Langsung ke konten utama

Kembangkan Alat Pabrik dan Genset KA

RAIH MURI

 

JOKO Istiyanto tak menyangka bahwa dirinya pada Selasa (1/2) malam, berada di Mall Of Indonesia Jakarta, untuk menerima penghargaan sebagai “Penemu Alat Penghemat Bahan Bakar Tanpa Mengurangi Performa Mesin” dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Acara diselenggarakan dalam rangka Ulang Tahun MURI, dihadiri Menpora Andi Malarangeng dan Penggagas MURI Jaya Suprana serta sejumlah penemu alat canggih.
“Saya ditelpon dari Kantor Menpora dan MURI. Tentu saja saya senang, karena tidak nyangka sebelumnya karya saya akan diberi penghargaan,” kata Joko ditemui di kediamannya di Jalan A Yani no 94 Wedi, Klaten.
Alat penghemat bahan bakar untuk sepeda motor dan mobil itu dikembangkan selama 13 tahun sejak Joko masih kuliah di IKIP Yogyakarta (sekarang Universitas Negeri Yogyakarta), pada 1997.
Menurut Joko, prinsip kerjanya cukup sederhana, yakni menggunakan pengaruh medan magnet terhadap molekul hidrokarbon. Namun karya tersebut berbuah sebagai pemenang pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah Hemat Energi (LKTIHE) Nasional yang diselenggarakan Pertamina Depdiknas-Deptamben di Jakarta.
Dia mendapat hadiah istimewa dari rektor IKIP Yogyakarta, Prof Djohar saat itu, yakni bebas skripsi karena telah mengharumkan nama almamaternya. Dia pun mendapat tawaran jadi dosen. Karena merasa tempatnya tidak di situ, dia pun mundur.
Bekerja di Bapenas dan beberapa perusahaan di Jakarta pernah dijalani, tapi dia merasa tak berkembang. Akhirnya, kembali ke kampung halamannya untuk mengembangkan temuan alat penghemat BBM.
Awalnya, bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi alat itu, seperti magnet diimpor dari Jepang. Tapai kini pria kelahiran Klaten, 7 Maret 1976 itu telah bisa memproduksi sendiri. Pada 2003, mulai produksi dan dijual ke pasar.
Solenida kemudian diberi nama Femax (Fuel Efficience Maximun). Femax Fuel Saver memproses BBM secara fisika dengan induksi magnet. Tak ada tambahan aditif atau mencampur BBM dengan bahan kimia, sehingga aman untuk mesin.
Untuk Pabrik
Joko tak puas dengan Femax, dia pun mengembangkan terus alat tersebut. Salah satunya Femax Combo yang menggabungkan induksi magnet dengan panas. Hasilnya, pembakaran lebih efisien.
Saat ini, alat itu juga sudah dikembangkan untuk industri. Dia mendapat pesanan Femax setara dengan mobil 7500cc untuk genset kereta api, pembangkit listrik tenaga air dan yang terbesar sepanjang 5 meter untuk pabrik kertas di Kalimantan yang menggunakan solar industri.
Joko juga bangga karena hasil karyanya menjadi bahan tesis mahasiswa S2 jurusan teknik mesin UGM. Itu artinya, penemuannya telah diakui secara akademik. Dari penelitian tesis itu juga menunjukkan hasil menggembirakan, Femax mampu menghemat BBM sampai 37,5 persen.
Lewat karyanya, Joko mengantongi berbagai penghargaan seperti pemenang pertama lomba kreativitas dan intonasi Masyarakat (Krenova) Bappda klaten (2007), pemenang Pertama Pemuda Pelopor Tingkat jawa tengah (2007),pemenang kedua pemuda pelopor tingkat Nasional Bidang Teknologi tepat guna (2007) dan Pemenang Pemuda Andalan Nusantara Nasional (2009).
Selain mengembangkan Femax, Joko juga membuat aneka peralatan hemat energi antara lain pengemat listrik, penghemat gas elpiji.(merawati sunantri-80).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Femax Penghemat BBM Hingga 35%

JOGJA- Dengan semakin terbatasnya sumber daya alam (SDA), khususnya bahan bakar minyak dan gas, membuat masyarakat panic dan berfikir bagaimana cara untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kelangkaan tersebut. Hal itu salah satunya dilakukan Joko Istiyanto, warga kelahiran Wedi, Klaten, Jawa Tengah. Ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi memunculkan imajinasi Joko Istiyanto untuk mengaplikasikan ilmunya yan kebetulan lulusan dari bidang Teknik IKIP Yogyakarta (sekarang  Universitas Negeri Yogyakrta/UNY). “Pada saat kondisi ekonomi yang serba sulit itu, saya terobsesi pada hasil ciptaan alat penghemat bahan bakar. Dan saat itu pula saya ingin segera memperlihatkan obsesi saya itu pada publik.” kata Joko kepada Radar Jogja kemarin. Background yang diimbangi dengan naluri inovatif yang kuat, Joko mampu menciptakan alat penghemat bahan bakar yang diberi nama “Femax”. “Alat ini juga tekah diuji coba hamper sebelas tahun.” Tandasnya. Awalnya Femax ini dibuat untuk mengikuti lomba karya tuli

Femax Bantu Industri Hemat Energi

Oleh Intaningrum Harian Jogja “Kalau tanpa Femax, ketika listrik mati dan memanfaatkan genset, ongkos produksi bias membengkak. Alat ini pun memiliki masa pakai cukup lama yakni sekitar 7 tahun.” Jelasnya. Sistem kerja alat ini, mengubah bahan bakar dari yang kualitas biasa menuju karburator lewat Femax dan akan menghasilkan bahan bakar dengan kualitas lebih tinggi. Metode alat ini menggunakan magnetic permanent dan electric heater. “Kerea api jurusan Semarang –Jakarata juga sudah pakai alat ini untuk menghemat penggunaan genset AC,” akunya. Tidak hanya digunakan untuk menghemat genset pada alat produksi di industri, namun Femax juga telah dikembangkan pada alat penghemat gas elpiji, alat penghemat listrik, pengaman regulator gas, dan alarm deteksi kebocoran gas. “Harganya masih cukup terjangkau. Untuk Femax khusus industri, dengan ukuran yang lebih besat dapatok dengan harga Rp 1,5 juta.” Ujarnya. JOGJA: Femax sebagai sebuah teknologi penghemat bahan bakar diharapk

Femax Rambah Pasar Eropa

Laporan Wartawan Tribun Jogya/ Ade Rizal TRIBUNNEWS.COM  SOLO - Produk penghemat bahan bakar produksi Indonesia, Femax berhasil merambah pasar internasional. Tidak tanggung-tanggung, pasar asia dan eropa pun mulai dibidik. Pemasaran Femax hingga eropa tersebut tidak terlepas dari peran seorang pengusaha dari Islandia, John Gunarsson yang tertarik dengan produk tersebut. Menurut dia, Femax merupakan produk penghemat energi yang luar biasa. Dengan penghematan lebih dari 35 persen bahan bakar, dirinya yakin produk tersebut mampu menembus pasar eropa. "Saya sangat optimistis produk ini akan mendapat respon yang bagus di Islandia, Inggris dan Jerman. Bahkan di Amerika," katanya saat ditemui Tribun Jogja dalam acara Accelera Auto Contest di Gelora Manahan Solo, Minggu (27/05/2012). Terlebih, saat ini harga minyak dunia cenderung naik dan harga bahan bakar di eropa juga mengalami kenaikan. "Di Islandia satu liter bensin seharga 4 dolar, atau